Jumat, 16 Desember 2011

CA mamae



ASKEP CA MAMAE / KANKER PAYUDARA



1. Pengertian

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat.
Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas.
(http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)


2. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
6. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
7. Faktor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)



  3. Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)


4. Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)

5. Klasifikasi kanker payudara
A. Tumor primer (T)

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4.
T1 : Tumor < 2 cm
          T1a : Tumor < 0,5 cm
          T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
          T1c : Tumor 1 – 2 cm
5.
T2 : Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
          T4a : Melekat pada dinding dada
          T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
          T4c : T4a dan T4b
          T4d : Mastitis karsinomatosis


B. Nodus limfe regional (N)

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

C. Metastase jauh (M)

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

6. Stadium kanker payudara :

1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)

7. Pemeriksaan diagnostik

1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
4) Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)


8. Penatalaksanaan Medis

A. Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

B. Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

9. PENGKAJIAN

Data yang disimpulkan meliputi :

Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .

Pengkajian fisik meliputi :
 Keadaan umum
 Tingkah laku
 BB dan TB
 Pengkajian head to toe


Pemeriksaan laboratorium :
 Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,
Ø trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
 Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum d
Øan kreatinin meningkat.

Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.

Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :

Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.

Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.

Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.

Personal hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS

Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :

Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.

Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
 Kegiatan keagamaan
Ø
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

Klasifikasi Data
Data pengkajian :
Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.

Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

11. PERENCANAAN

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
           kanan.
DO : - Klien nampak meringis
         - Klien nampak sesak
         - Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
         Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
         Nyeri tekan tidak ada
         Ekspresi wajah tenang
         Luka sembuh dengan baik

Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
    Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien                                      
             sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

2) Beri posisi yang menyenangkan.
    Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan
                     dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
    Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi    
                     O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
    Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
    Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
                     dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS :
        Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
        Klien mengeluh badan terasa lemah.
        Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
        Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
       Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
       Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
    Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
    Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
    Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan
                     postur.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS :
        Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
Ø
        Ekspresi wajah tampak murung.
Ø
        Tidak mau melihat tubuhnya.
Ø
DO :
        Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Ø
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.


Kriteria Hasil :
        Klien tampak tenang
        Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
    Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat
                     membuat rencana untuk masa depannya.
2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
    Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
3) Diskusikan tanda dan gejala depresi
    Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan
                     parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
    Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Ditandai dengan :
DS :
       Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO :
       Klien jarang bicara dengan pasien lain
       Klien nampak murung.
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
       Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
Ø
       Klien dapat menerima efek pembedahan.
Ø

Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
    Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
2) Tinjau ulang efek pembedahan
    Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
3) Berikan dukungan emosi klien.
    Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
    Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.








5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
DS :
        Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
       Adanya balutan pada luka operasi.
       Terpasang drainase
       Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
       Tidak ada tanda – tanda infeksi.
       Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :
1) Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
    Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera
                     diberikan tindakan yang tepat.
2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
    Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
    Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
    Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
    berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS :
         Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO :
         Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
         Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
         Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.

Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
    Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan
                     berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang
    adekuat.
    Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk
                     mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
    Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan                                    
                     perasaan sehat.
4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
    Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan
                     ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan
    untuk Mammografi.
    Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya /
                     berulangnya tumor baru.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
      adekuat
Ditandai dengan :
DS :
        Klien mengeluh nafsu makan menurun
        Klien mengeluh lemah.
DO :
        Setengah porsi makan tidak dihabiskan
        Klien nampak lemah.
        Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
        Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
        Nafsu makan meningkat
        Klien tidak lemah
        Hb normal (12 – 14 gr/dl)

Intervensi :
1) Kaji pola makan klien
    Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan         
                     selanjutnya.
2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
    Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi
                     sedikit.
3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
    Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
    Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.




Daftar Pustaka


Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta

Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta

Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.

















WEB of CAUTION CA MAMAE

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3shTcPx0fbXJBx_lZJkZXiLH6FU0i76OG6B80pRPVNmcSaz702iK0ozc6clOSjc01M07i4KCsDPAODybA28L5g4-r0Zf8dVIZQQ9NVaQibhiB8_tnBTaGY-o3ztF9WgvZyX8YJHHs2RU/s320/PATHWAY+CA+MAMAE.jpg







LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK PREKLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH                                         ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMAE DI RUANG CENDRAWASIH                                                   RSUD ARIFIN ACHMAD                                                                                                                                           PEKANBARU















DISMAWATI
09.3.01 0010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes PAYUNG NEGERI
2011












  WEB of CAUTION CA MAMAE

















Tinggi badan > 170 cm
 


anak (--)
 

Hamil & menyusui
 

obesitas
 

KB
 

Fx genetik
 



Hyperplasia pada sal mamae
 
 







Mendesak jar sekitar
 
                           

                    
Menekan jar  mamae
 
                                        


Peningkatan konsistensi mamae
 
                                              


Mamae membengkak
 
                                     
                                         

Massa tumor mendesak ke jar luar